Selasa, 12 April 2016

Laporan tugas kepariwisataan mahasiswa angkatan 2015-2016

Tugas Kepariwisataan
Laporan kunjungan


Pelaksanaan kegiatan perjalanan

Obyek Wisata : Gedung Juang 45 ,Tambun,Bekasi

Hasil kegiatan




Inilah relief yang terdapat persis didepan lokasi , dari sini kita bisa melihat sedikit potongan sejarah perjuangan para pahlawan di zaman penjajahan
Gedung Juang Tambun dibangun dengan dua tahap oleh seorang baba bangsawan dan tuan tanah, Khouw Tjeng Kie, Luitenant der Chinezen. Ia mempunyai dua saudara laki-laki, Luitenant Khouw Tjeng Tjoan dan Luitenant Khouw Tjeng Po. Ayah mereka adalah seorang pachter dan tuan tanah bernama Khouw Tian Sek.[3]
Setelah kematian Luitenant Khouw Tjeng Kie, kepengurusan baik tanah partikelir maupun Landhuis Tamboen jatuh ke tangan putra sang Luitenant, yaitu Khouw Oen Hoei. Ia adalah adik O. G. Khouw yang dimakamkan di mausoleum tersohor dan mewah di Petamburan. Sepupu mereka yang paling terkemuka pada era kolonial adalah Khouw Kim An, Majoor der Chinezen terakhir di Batavia, yang adalah putra paman mereka, Luitenant Khouw Tjeng Tjoan.[3]
Tahap pertama pembangunan mulai pada tahun 1906, dan selesai pada tahun 1910. Kemudian tahap ke-dua pada tahun 1925. Pada awalnya, halaman depan Gedung Juang Tambun yang terlihat dari jalan Hasanudin ini banyak ditanami oleh pohon mangga yang pada masa itu tidak begitu dikenal di kalangan masyarakat wilayah Tambun dan Bekasi.[4]

Gedung juang Tambun ini berlokasi hanya beberapa kilometer dari perbatasan wilayah terluar
Batavia yaitu wilayah Sasak Jarang yang kini menjadi wilayah perbatasan antara kecamatan Bekasi Timur, kota Bekasi dengan kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi. Akibat pertahanan Belanda di wilayah Bekasi sering diserang, maka Belanda sering meninggalkan tempat pertahanannya di wilayah Bekasi dan menarik diri untuk memperkuat wilayah pertahanannya di Klender, yang kemudian menjadi batas antara kota Bekasi dengan Jakarta Timur.Landhuis dan tanah partikelir Tamboen disita dari keluarga Khouw van Tamboen pada tahun 1942 di tengah penjajahan Jepang. Pada saat perang kemerdekaan melawan Belanda, Gedung Juang yang pada saat itu dikenal dengan nama Gedung Tinggi dijadikan tempat pertahanan oleh para pejuang kemerdekaan yang itu berpusat di wilayah Tambun dan Cibarusah.


Gedung ini juga menjadi tempat perundingan pertukaran tawanan antara Belanda dengan para pejuang kemerdekaanIndonesia. Pejuang kemerdekaan Indonesia dipulangkan oleh Belanda ke wilayah Bekasi dan tentara Belanda dipulangkan ke Batavia melalui Stasiun Tambun yang lintasan relnya tepat berada dibelakang gedung ini.


Pada saat saya dan teman teman berkunjung, bangunan ini terlihat sangat tidak terawat dan terkesan tidak terurus,dan sangat sepi pengunjung.
Saya berharap kita bisa lebih bisa menghargai jasa para pahlawan terdahulu yg sudah mempertaruhkan nyawanya untuk negri kita tercinta ini :)

Sekian dari saya mohon maaf bila banyak kekurangan ,terima kasih dan salam perjuangan ,,,,,oi,,,oi,,,oi,,,oi